Senin, 10 April 2017

DAMPAK PROSES CHLORONASI AIR PADA KESEHATAN

Oleh : Mat Zaed, SKM *

I.        PENDAHULUAN

Air selalu berada dalam siklus hidrologik sehingga relative berjumlah tetap. Air hujan turun ke bumi, sebagian meresap ke tanah menjadi air tanah dan sebagian lagi tinggal/mengalir di permukaan tanah, seperti danau dan sungai, yang disebut air permukaan. Air permukaan ini diuapkan oleh panas matahari, naik ke atas menjadi awan, dan akhirnya terkondensasi menjadi embun atau hujan.

Air yang sehat bagi kehidupan manusia adalah air yang tidak terkontaminasi, dan tidak dapat menimbulkan penyakit yang desebarkan melalui air, bebas dari unusr-unsur yang beracun, dan bebas dari sejumlah mineral dan zat organic yang berlebihan (1). Pencemaran di kota-kota besar yang berasal dari limbah rumah tangga dan industri dapat menurunkan kualitas air.

Air meuplakan kebutuhan pokok dalam kehidupan. Kualitas dan kuantitas air sangat bervariasi tergantung pada peruntukannya. Standar kualitas air untuk kebutuhan hidup manusia (disebut air bersih) lebih ringgi apabila dibandingkan dengan kualitas air untuk keperluan yang lain.

Pertumbuhan penduduk yang pesat, urbanisasi dan industrialisasi menyebabkan masalah lingkuang makin besar dan membahayakan kesehatan manusia. unguk memenuhi kebutuhan air sehari-hari sangat sulit ditemukan air denga kualitas yang memenuhi syarat. Oleh karena itu diperlukan pengolahan air yang ada agar sesuai dengan kualitas yang diinginkan, seperti untuk air minum dan air kolam renang.




II.     PENGOLAHAN AIR


Proses pengolahan air ini sangat tergantung pada karakteristik air baku dan kualitas air yang diinginkan. Proses pengolahan air secara garis besar terdiri atas proses biologic, mekanik dan kimiawi. Dalam suatu unit pengolahan air biasanya digunakan kombinasi proses-proses tersebut. Khisis untuk proses kimiawi, di antaranya adalah proses netralisasi dengan asam atau basa, klorinasi/ozonisasi, pertukaran ion dan sebagainya.

Proses klorinasi adalah pembubuhan klor atau senyawa klor ke dalam air dengan tujuan untuk membunuh kuman atau menghilangkan bau (unuk industri). Senyawa-senyawa klor yang banyk digunakan dalam proses klorinasi umumnya adalah gas klorin, senyawa hipoklorit, klorin dioksida, bromine klorida, dihydroisocyanurate dan kloramin. Proses klorinasi ini banyak digunakan dalam mengolah limbah industri, air kolam renang, air minum di Negara-negara yang sedang berkembang karena biayanya relative murah, mudah dan efektif Sebagai disinfektan. Reaksi kimia yang terjadi pada saat klorinasi dengan gas klor atau dengan kaporit adalah Sebagai berikut:

C12 + 2 H2O                                    HOCI + + Cl-
Ca (OCI)2 + 2 H2O                         2 HOCI + Ca++ + (OH)

HOCI inilah yang membunuh kuman (Sebagai disinfektan)(2).


III.      TERBENTUKNYA SENYAWA TRIHALOMETHANE


Senyawa halogen organic yang mudah menguap (volatile halogenared organics), yang biasa disingkat dengan VHO, terjadi pada proses klorinasi dalam air yang mengandung bahan-bahn organic dengan konsentrasi tinggi. Senyawa-senyawa VHO tersebut sebagian besar ditemukan dalam bentuk trihalomethane (THM). Senyawa THM ini antara lain adalah kloroform (CHC13), Bromodichloromethane (CHC12Br), Dibromochloromethane (CHC1Br2), dan Bromoform (CHBr3)(3). Reaksi kimia yang terjadi adalah sebagai berikut :

Jika dalam proses klorinasi di dalam air terkandung Br, terjadilah reaksi Sebagai berikut :

Br- + HOC1                           HOBr + C1-
Dengan demikian di dalam air tersebut terdapat senyawa HOBr an HOC1, yang akan bereaksi dengan zat-zat organic membentuk THM (2).

1.   Terbentuknya THM dalam air minum


Penelitian yang dilakukan oleh Aggazzotti G. menemukan adanya senyawa THM dalam air minum Setelah proses klorinasi, baik dengan gas klorin, sodium hopoklorit (NaC1O) maupun dengan klorin dioksida (C1O2). Air yang sama tidak mengandung THM ketika dianalisis sebelum proses klorinasi dan bahan organiknya telah dihilangkan. Kadar THM maksimum yang terdeteksi adalah 41,8 g/1 (4).

2.   Terbentuknya THM dalam kolam renang dan pemandian air panas


Penelitian yang dilakukan oleh Aggazzotti G. ini juga menunjukkan bahwa dalam kolam renang yang telah didesinfeksi dengan NaC1O atau dengan dichloroisocyanurate juga terbentuk senyawa THM, dan kadarnya lebih tinggi dari pada dalam air minum. Hal ini disebabkan oleh keadaan dalam kolam renang kandungan bahan organic lebih besar (karena mendapat tambahan bahan organic dari orang-orang yang memakai kolam renang tersebut, misalnya dari keringat dan urine). Perlu diketahui pula bahwa THM dalam kolam renang ini dapat dibebaskan ke udara di atas permukaan air tersebut (THM mudah menguap). Kadang-kadang THM ini bisa mencapai konsentrasi yang tinggi, khususnya dalam kolam renang yang tertutup (indoor pool). Dalam penelitian ini kadar THM dalam udara di atas permukaan kolam renang maksimum mencapai 787 ug/m3 (4). Senyawa THM inilah yang akan terhirup oleh orang-orang yang secara teratur berkunjung ke kolam renang tersebut. Kadar THM maksimum dalam kolam renang mencapai 177,4 ug/1 (4). Penelitian  pada tahun 1983, yang dilakukan oleh Chambon dkk., menemukan kadar kloroform dalam kolam renang berkisar antara 83 – 665 ug/1 (5), Sedangkan dalam penelitian Lahl dkk, pada tahun 1981 ditemukan kadar kloroform dalam kolam renang berkisar antara 50 – 980 ug/1 (2).
Penelitian yang dilakukan oleh Frank M. Benoit pada tahun 1986 di tempat-tempat pemandian air panas uantuk umum menyatakan bahwa kadar kloroform dan bromoform dalam air adalah 35 – 674 ug/1 dan 37 – 3.600 ug/1. Sedangkan kadar kloroform dan bromoform dalam udara di atas air tersebut berkisar pada 4 – 750 ug/m3 dan 0 – 910 ug/m3 (4). Pempentukan THM akan meningkat pada proses klorinasi air yang mengandung zat-zat organic (berasal dari asam humus, urine, keringat) suhu dan pH-nya agak tinggi (7).

3.   THM dalam air permukaan dan air tanah


Penelitian yang mendereksi adanya THM dalam air permukaan maupun air sumur dalam menunjukkan bahwa air permukaan mengandung THM maksimum 25,3 ug/1 (8), dicapai pada musim panas (di sungai Tone Jepang) dan maksimum 263 ug/1 di Itali (4). THm ini muncul karena air limbah yang umumnya terklorinasikan dan yang secara luas digunakan dalam aktivitas industri. Swlain itu hasil penelitian ini menyatakan bahwa Beberapa air tanah mengandung bahan-bahan organic yang tinggi walaupun berasal dari lapisan-lapisan yang dalam. Kadar THM maksimum yang terdeteksi dalam air tanah adalah 20 ug/1 (4).

IV.       BAHAYA THM


Senyawa THM diduga potensial karsinogenik  terhadap manusia sebab sifat ini telah terbukti pada percobaan terhadap tikus. Hasil percobaan menunjukkan bahwa terdapat tumor ginjal pada tikus jantan dan tumor teroid pada tikus betina yang diberi ransom makanan yang mengandung kloroform. Pada tikus, lemak tubuh adalah tempat penyimpanan kloroform yang sangat penting, dan jumlah yang lebih kecil didapatkan dalam hati, paru-paru, urat dan ginjal (3).

Dalam tubuh manusia, lebih dari 50,6% THM yang masuk melalui mulut (7 mg/kg berat badan) diubah menjadi CO2, Tetapi tergantung pada kepekaan individu masing-masing. Dengan dosos 500 mg yang dihirup oleh seseorang, 18 – 67% dikeluarkan lagi dalam bentuk yang tidak berubah dalam waktu 8 jam. Sebagian besar metabolisme dari kloroform dikeluarkan melalui paru-paru Sebagai CO2 atau melalui ginjal Sebagai klorin anorganik. Kloroform adalah suatu depresan system syaraf pusat yang berpengaruh terhadap hati dan ginjal. Akibat yang paling cepat adalah kehilangan kesadaran, yang mungkin diikuti oleh keadaan koma dengan kematian. Bahaya pada ginjal dicatat 24 -48 jam Setelah terpapar dan bahaya pada hati Setelah 2 – 5 hari, sehingga gejala keracunan muncul Beberapa hari Setelah terpapar. Dosis yang mematikan kira-kira 44 g atau 630 g/kg berat badan untuk orang yang berat badannya kira-kira 70 kg. dosis mematikan paling rendah yang pernah dicatat adalah 210 mg/kg berat badan. Penelitian lain yang menggunakan analisis statistic (analisis regresi) hasilnya hamper sama dengan hasih-hasil studi sebelumnya, yang menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara angka kematian kanker bladder dengan kadar kloroform dalam air minum. Kadar total THM 30 ug/1 dalam air minum telah direkomendasikan dengan konsumsi rata-rata 2 liter/hari.

Akibat lain ialah bila dalam air buangan timbul senyawa-senyawa THM, akan timbul akibat yang besar terhadap lingkungan sumber air penerima dan terganggu kehidupan ikan. Oleh karena itu United State Environmental Protection Agency (USEPA) telah menetapkan kadar maksimum kontaminasi tatal THM yang diperbolehkan dalam air minum, yaitu 0,10 mg/1. pada saat ini ada suatu indikasi yang kuat bahwa standar untuk total THM tersebut akan ditetapkan lebih rendah lagi. Dan lebih daripada itu, suatu kemingkinan bahwa standar yang lebih khusus untuk masing-masing jenis THM perlu ditentukan.

V.     CARA MENGHILANGKAN THM


Untuk mereduksi THM harus dihilangkan penyebabnya, yaitu zat-zat organic sebelum proses klorinasi atau mengganti jenis disinfektan yang tidak menyebabkan terbentuknya THM (9, 10, 11, 12, 13).

Untuk yang pertama (menghilangkan penyebabnya) ada Beberapa alternative, yaitu:
1.      Memindahkan proses klorinasi pada bagian yang peling akhir dengan tujuan bahan-bahan organiknya sudah dihilangkan sebelum proses klorinasi.
2.      Jika proses klorinasi dipakai Setelah proses koagulasi dan pengendapan, atau Setelah proses softening dan pengendapan, proses-proses tersebut perlu diperbaiki untuk mengoptomalisasikan penghilangan bahan-bahan organic.
3.      Mengoptimalisasikan proses-proses pendahuluan sebelum proses klorinasi untuk menghilankan bahan-bahan organic.
4.      Penggunaan adsorben (karbon aktif) untuk menghilangkan bahan-bahan organic sebelum proses klorinasi.
5.      Memperbaiki kualitas air baku atau memilih sumber-sumber alternative yang tidak mengandung bahan-bahan oraganik tinggi.
6.      Penggunaan kombinasi cara-cara tersebut di atas, gabungkan dengan suatu reduksi dosis klorin jika dapat dicapai tanpa pengaruh disinfeksi.

Untuk cara kedua (mengganti jenis disinfektan) ada Beberapa disinfektan alternative yang menghasilkan THM kecil sekali, atau bahan tidak menghasilkan THM sama sekali, antara lain :
·         Klorin yang bebas klorin dioksida
·         Kloramin
·         Ozon

Dalam keadaan darurat, untuk mengatasi masalah sumber air minum yang telah tercemar oleh THM, air tersebut harus direbus dahulu sebelum dipakai Sebagai air minum. THM akan hilang bila air tersebut direbus sampai mendidih selama 3 – 5 menit.

VI.       KESIMPULAN


Senyawa organic yang mudah menguap terjadi pada proses klorinasi dalam air yang banyak mengandung zat organic. Senyawa ini sebagian besar ditemukan dalam bentuk trihalometane (THM). Pembentukan THM akan meningkat paa proses klorinasi air yang mengandung zat-zat organic (berasal dari asam humus, urine, keringat), suhu dan pH tinggi.

Trihalometane yang terdeteksi dalam air tanah, air permukaan, air minum, air kolam renang dan pemandian umum, dan dalam udara di atas kolam renang bila dibandingkan kadar tinggi terdapat dalam air kolam renang.

Karena THM termasuk senyawa yang bersifat karsinogenic, THM ini harus dihilangkan. Untuk mengindarkan terbentuknya THM perlu dihilangkan zat-zat organic sebelum proses klorinasi atau dipilih didinfektan lain yang tidak menyebabkan terbentuknya THM. Dalam keadaan darurat THM dalam air minum dapat dihilangkan dengan cara merebus air sampai mendidih selama 3 – 5 menit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar