Kamis, 30 Maret 2017

SUMUR RESAPAN


(OLEH : A. MUZAKI)
Sanitarian RSUD Kajen
Pemanasan Gelobal (Global Warming) merupakan salah satu hal yang menyebabkan perubahan iklim yang terjadi seperti akhir-akhir ini. Perubahan iklim yang ekstrim sering kali mengakibatkan terjadinya bencana seperti banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. Hal tersebut turut diperparah pula oleh semakin rendahnya kemampuan tanah dalam meresapkan air sebagai akibat dari berkurangnya daerah resapan air di permukaan tanah. 
Permasalahan lingkungan yang sering dijumpai di negara kita saat ini adalah terjadinya banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. Selain itu, di beberapa tempat terjadi pula penurunan permukaan air tanah. Hal ini disebabkan adanya penurunan kemampuan tanah untuk meresapkan air sebagai akibat adanya perubahan lingkungan yang merupakan dampak dari proses pembangunan.
Banjir yang sering melanda beberapa kawasan perumahan telah berlangsung cukup lama, bahkan telah dianggap sebagai rutinitas yang terjadi setiap tahun. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan membangun sumur resapan air pada setiap rumah dalam suatu kawasan perumahan.

A.    PENGERTIAN
Bangunan sumur resapan adalah salah satu rekayasa teknik konservasi air berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan yang jatuh di atas atap rumah atau daerah kedap air dan meresapkannya ke dalam tanah. Sumur resapan ini kebalikan dari sumur air minum. Sumur resapan merupakan lubang untuk memasukkan air ke dalam tanah, sedangkan sumur air minum berfungsi untuk menaikkan air tanah ke permukaan. Dengan demikian, konstruksi dan kedalamannya berbeda. Sumur resapan digali dengan kedalaman di atas muka air tanah, sedangkan sumur air minum digali lebih dalam lagi atau di bawah muka air tanah.
Sumur resapan berfungsi memberikan imbuhan air secara buatan dengan cara menginjeksikan air hujan ke dalam tanah. Sasaran  lokasi adalah daerah peresapan air  di kawasan budidaya, permukiman, perkantoran, pertokoan, industri, sarana dan prasarana olah raga serta fasilitas umum lainnya. Sumur resapan mampu memperkecil aliran permukaan sehingga dapat menghindari terjadinya genangan aliran permukaan secara berlebihan yang menyebabkan banjir. Banyaknya aliran permukaan yang dapat dikurangi melalui sumur resapan tergantung pada volume dan jumlah sumur resapan. Misalnya, sebuah kawasan yang jumlah rumahnya 1.000 buah, jika masing-masing membuat sumur resapan dengan volume 2 kubik berarti dapat mengurangi aliran permukaan sebesar 2.000 kubik air.

B.     MANFAAT SUMUR RESAPAN
Fungsi utama dari sumur resapan ini adalah sebagai tempat menampung air hujan dan meresapkannya ke dalam tanah. Sementara itu, manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan sumur resapan air di antaranya adalah :
  1. Mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya banjir dan erosi,
  2. Mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air tanah,
  3. Mengurangi atau menahan terjadinya kenaikan air laut bagi daerah yang berdekatan dengan wilayah pantai,
  4. Mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan, dan
  5. Mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah 
C.     PRINSIP KERJA SUMUR RESAPAN PENAMPUNGAN
Semakin banyak air yang mengalir ke dalam tanah berarti akan banyak tersimpan air tanah di bawah permukaan bumi. Air tersebut dapat dimanfaatkan kembali melalui sumur-sumur atau mata air yang dapat dieksplorasi setiap saat.


Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaaan Umum menetapkan data teknis sumur resapan air yaitu sebagai berikut :
  1. Ukuran maksimum diameter 1,4 meter.
  2. Ukuran pipa masuk diameter 110 mm.
  3. Ukuran pipa pelimpah diameter 110 mm.
  4. Ukuran kedalaman 1,5 sampai dengan 3 meter.
  5. Dinding dibuat dari pasangan bata atau batako dari campuran 1 semen : 4 pasir tanpa plester.
  6. Rongga sumur resapan diisi dengan batu kosong 20/20 setebal 40 cm.
  7. Penutup sumur resapan dari plat beton tebal 10 cm dengan campuran 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil.
Berkaitan dengan sumur resapan ini terdapat SNI No: 03- 2453-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan.  Standar ini menetapkan cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi antara lain adalah sebagai berikut:
  1. Ke dalam air tanah minimum 1,50 m pada musin hujan;
  2. Struktur tanah yang dapat digunakan harus mempunyai nilai permebilitas tanah ≥ 2,0 cm/jam.
  3. Jarak penempatan sumur resapan air hujan terhadap bangunan adalah: (a) terhadap sumur air bersih 3 meter, sumur resapan tangki septik 5 meterdan terhadap pondasi bangunan 1 meter.


 

Senin, 20 Maret 2017

PENCEMARAN PANGAN



Oleh : Ida Fariani,SKM

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkkan sebagai makanan maupun minuman bagi konsumsi manusia.Termasuk di dalamnya adalah bahan tumbuhan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penginapan, pengolahan atau pembuatan makanan atau minuman 

Keamanan pangan merupakan syarat penting yang harus melekat pada pangan yang hendak harus dikonsumsi oleh semua masyarakat .

Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dariyang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkonan cemaran biologis, kimia dankemungkonan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat menggangu, merugikanbenda lain yang dapat menggangu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.dan membahayakan kesehatan manusia.


Ada 3 Jenis Pencemaran Pangan : 

1. Pencemaran Bakteri
2. Pencemaran Kimia
3. Pencemaran Fisik


I. PENCEMARAN BAKTERI

Untuk mencegah pencemaran makan oleh bakteri , perlu mengenal sifat bakteri, agar pencemaran dapat dihindarkan.Bakteri tumbuh perlu kondisi lingkungan yang cocok, ada bakteri yang menyukai suhu dingin, ada bakteri yang mennyukai suhu pertengahan dan juga ada bakteri yang menyukai suhu panas., spesies bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia adalah bakteri yang tumbuh terbaik pada suhu tubuh manusia ( 37oC).
Pada kondisi yang Cocok bakteri berkembang biak dengan ,membelah diri setiap 20-30 menit artinya dalam 9 jam bakteri berkembang menjadi 2 juta.Sel Bakteri terdidri dari 80 % air, air kebutuhan penting bagi bakteri, namun bakteri tidak dapat mengguanakan air yang mengandung zat terlarut dalam konsentrasi tinggi, seperti dalam larutan gula atau garam.Berdasar kebutuhan terhadap oksigen, bakteri digolongkan : aerob, anaerob, fakultatif.Kebanyakan bakteri menyukai suasana alkalis ringan, dan bakteri biasanya tumbuh di tempat yang gelap.

Spora 
Biasanya bakteri mati jika tidak ada pangan atau kondisi tidak cocok akan membentuk Spora

Toksin
Banyak bakteri pathogen yang menyebabkan penyakit membentuk racun yang kompleks yang merusak protein dan jaringan.

Syarat terjadinya Penyakit akibat pangan :
1.Jumlah bakteri dalam pangan harus cukup banyak dan dapat bertahan hidup setelah dimasakatau setelah disimpan.
2.Bakteri dalam pangan harus berkembang biak dan mencapai jumlah yang cukup atau menghasilkan toksin dalam jumlah yang cukup untuk menimbulkan penyakit.
3.Bakteri harus masuk ke daerah pengolahan pangan atau terdapat dalam bahan mentah dan dipindahkan melalui tangan pengolah pangan atau ke alat-alat dan permukaan kerja, yang jika tangan tidak dicuci secara sempurna akan mencemari pangan

A. Sumber bakteri dan transmisi 
1. Sumber Bakteri 

Daging,Sea food, Kulit telur, Binatang piaraan dan binatang lain, Tanah, Pangan hewan ,Tubuh manusia Orang yang menderita sakit atau carrier 

2. Transmisi 

a. Kontaminasi silang 
Yang dimaksud dengan kontaminasi silang adalah pencemaran pangan yang sudah diolah oleh bahan mentah yang mengandung kuman phatogen. Hal ini dapat terjadi misalnya jika bahan mentah terutama daging disimpan bersama dengan pangan yang sudah masak dalam satu tempat. 
b. Penjamah pangan
Penjamah pangan dapat memindahkan kuman pathogen ke dalam pangan dengan berbagai cara. Batuk dan bersin dapat menularkan kuman dari penjamah pangan. Tangan penjamah pangan yang luka, mungkin mengandung kuman pathogenyang akan pindah ke pangan jika mereka memegang pangan langsung dengan tangannya. Kuman pathogendapat pindah ke pangan melalui tangan penjamah yang tidak bersih, tidak mencuci tangan sesudah dari toilet atau sebelum mengolah pangan. 
c. Serangga,
Tikus dan hewan rumah Serangga menularkan kuman pathogenke pangan secara mekanis melalui kaki mereka. Tikus dapat memindahkan penyakit binatang ke manusia melalui kontaminasi pangan sebagaimana telah disinggung terdahulu. Begitu pula hewan rumah seperti kucing dan anjing. 
d. Debu Debu
memindahkan kuman pathogenyang terdapat di tanah ke pangan, apabila pangan dalam keadaan terbuka. 

II. PENCEMARAN KIMIA 

Bahan pencemar kimia adalah kontaminan pangan berupa bahan-bahan kimia. yang keberadanya karena dimasukkan sengaja ke dalam pangan seperti bahan pengawet, pewarna, dan bahan tambahan lainnya dalam jumlah yang melebihi takarannya. Pestisida mempunyai efek racun, namun masih digunakan juga dalam kegiatan pertanian karena mempunyai nilai yang penting yaitu untuk membunuh hama tanaman termasuk serangga, efek racun dapat dihindari melalui penggunaan pestisida secara aman dan bijaksana sesuai persyaratan kesehatan, misalnya pestisida yang mempunyai daya urai yang tinggi sehingga tidak menimbulkan residu yang membahayakan. 
Daya racun dari bahan pencemar kimia pangan dapat menimbulkan gangguan kesehatan dalam waktu singkat ada juga yang bersifat kumulatif (menumpuk), terutama golongan logam berat dimana setelah beberapa tahun baru menimbulkan gangguan kesehatan umum akibatnya sangat fatal, seperti penyakit kanker, gangguan ginjal, kemandulan, dan lain sebagainya. bahan pencemar kimia adalah sebagai berikut : 
1. Golongan logam berat : Cadmium (Ca) .Timah hitam (Pb) ,Arsen (As) , Air raksa/mercury (Hg) ,Chromium (Cr),Stibium (Si) , Zinkum (Zn) atau seng , Cupprum (Cu) atau tembaga 
2. Senyawa lain : Siklamat dan Sakarin sebagai pemanis buatan tanpa gula,nitrat dan nitrit sebagai pengawet pangan, antibiotika dan hormon yang digunakan pada usaha peternakan, antioksidan untuk mencegah bau tengik , pewarna , pengemulsi , bahan-bahan tersebut diperbolehkan dalam kadar tertentu sesuai dengan peruntukan jenis pangan.
3. Golongan pestisida : Aldrin , Dieldrin , Pyrethrum ,Baygon , Deltacide , Epibloc , Menthion , Acthopors 

Sumber Bahan Pencemar Kimia:


1. Manusia sebagai sumber bahan pencemar karena manusia menggunakan bahan pangan tambahan dalam proses pengolahan pangan serta menggunakan pestisida atau insektisida yang tidak tepat dan bijaksana dalam pengendalian hama serangga pada gudang penyimpanan bahan pangan dan pada tempat pengolahan pangan. 

2, Demikian juga pewadahan pangan yang tidak menggunakan lapisan wadah yang aman dapat mengkontaminasi pangan, yaitu apabila menggunakan media yang bersifat korosif atau berkarat dan media yang bersifat asam. 

3. Sedangkan air yang telah tercemar dengan logam berat seperti merkuri atau air raksa dapat mengkontaminasi ikan demikian juga beberapa tumbuhan yang secara alami mengandung bahan racun dalam jumlah yang banyak seperti asam cyanida (HCN) pada tanaman singkong, ubi gadung, talas hutan, kentang liar dan lain-lain.

III. PENCEMARAN FISIK

1. Sumber Pencemar Fisik 
Sumber bahan pencemar fisik dapat terjadi pada kondisi tempat pengolahan pangan yang tidak bersih, penyimpanan bahan pangan dan pangan jadi yang tidak baik sehinga memungkinkan terdapatnya debu dan tanah serta kontaminasi oleh tikus dan serangga, hadirnya binatang peliharaan seperti kucing, ayam dan burung pada tempat pengolahan pangan dapat menimbulkan kontaminasi secara fisik pada pangan. Demikian juga manusia yang mengelola pangan yang tidak menggunakan pakaian kerja, tutup rambut yang baik dan cara pencucian alat masak dan penyimpanannya dapat menimbulkan kontaminasi oleh rambut manusia dan debu.

2. Bahan pencemar fisik 

Bahan pencemar fisik berupa kontaminan yang dapat terlihat secara kasat mata keberadaannya karena dibawa oleh hewan maupun karena manusia atau Penjamah pangan yang mengelola pangan dengan tidak hygienis (bersih). 

Bahan pencemar fisik adalah : 
a. Debu, ramat, lawa-lawa
b. Tanah, batu, kaca, dan lain-lain 
c. Rambut manusia d. Kotoran hewan 
d. Bagian dari hewan seperti bulu atau hewan seperti cecak, serangga. 


COMPOSTING TOILET

Metode ini makin banyak disenangi oleh negara – negara yang sudah berkembang karena mempunyai beberapa keuntungan antara lain fasilitas untuk selokan tidak banyak, aman untuk lingkungan sekitarnya serta biaya pembuatannya murah. Biaya yang murah serta kurangnya kemampuan teknologi merupakan pertimbangan bagi negara – negara yang sedang berkembang untuk menggunakan metode ini disamping keuntungan lain yakni pupuk yang dihasilkannya untuk dapat dieprgunakan untuk keperluan pertanian.

  1. Pembuatan dan penyelenggaraan composting toilet (kakus kompos)
Satu cara yang dapat dikatakan aman untuk membuat pupuk dari tinja adalah dengan mengkomposkannya dalam lubang kakus. Setelah melewati periode composting yang diperlukan, lubang dapat dikosongkan, sehingga meniadakan adanya penanganan terhadap tinja yang masih segar. Lubang jamban, slab, perletakan dan ketentuan – ketentuan lainnya tidak berbeda dengan apa yang telah di kemukakan dalam pembahasan tentang kakus cubluk (pit latine).Agak berbeda dengan kakus cubluk, composting toilet (kakus kompos) harus dibangun dengan kapasitas sebesar mungkin sehingga tidak cepat penuh. Untuk ini penampang melintang lubang perlu diperluas. Ini dapat dilakukan dengan membuat lubang yang besar terdiri dari empat bagian, dengan bertutup slab beton, ataun membuat lubang tersebut dalam bentuk empat persegi panjang, sedemikian sehingga lubang tanah meluas di luar bangunan atas, dan ditutup dengan tutup yang tepat, rapat dan tahan lama. Satu lubang yang berukuran lebar 80 cm, panjang 1,80 cm, dan dalam 2,50 m atau lebih dapat digunakan untuk kakus kompos.
Metode ini didasarkan pada dekomposisi anaerobik bahan buangan organik yang dibiarkan berlangsung paling sedikit selama 6 (enam) bulan untuk memberikan jaminan hancurnya kuman – kuman patogen dan telur cacing.

        Prosedur Pembuatan dan penyelenggaraannya adalah sebagai berikut:
  1. Gali lubang dengan ukuran yang diperlukan, dengan dasar yang harus selalu di atas permukaan air tanah.
  2. Sebelum slab diletakkan, tutuplah dasar 5cm dari lubang dengan potongan – potongan rumput, daun – daunan, sampah daun, kertas dsbnya, tetapi tidak boleh dimasukkkan sampah sejenis kaleng logam, botol gelas, atau bahan –bahan sejenisnya kedalamnya.
  3. Letakkanlah slab dan bangunan atasnyan dengan lengkap, perhatikan bahwa keduanya akan dipindahkan secara berkala ke tempat yang lain.
  4. Untuk tambahan penimbunan kotoran manusia, buanglah sampah sehari – hari kedalam lubang, diikuti dengan kotoran lembu, kuda, kambing, ayam dan babi, dan juga tanah rembesan urine atau jerami. Bahan-bahan terakhir ini penting, sebab urine kaya akan nitrogen.
  5. Seminggu sekali masukkanlah beberapa kilogram guntingan rumput dan susunan daun-daunan yang baik kedalam lubang. Setelah beberapa percobaan, seseorang akan dapat memperoleh satu campuran lubang yang akan menghasilkan pupuk yang baik.
  6. Bila isi lubang telah mencapaiu permukaan 50 cm dibawah tanah digali lubang baru jarak 1,50 – 2 m atau lebih bila perlu, bangunan atas lubang slab dipindah diatasnya. Lubang yang pertama pada permukaan atas diberi timbunan guntingan rumput atau daun-daunan setinggi 15 cm, kemudian diatasnya dengan tanah dengan tanah yang dipadatkan setebal 35 cm.
  7.  Bila lubang kedua telah penuh sebagaimana telah disebutkan di atas, lubang pertama dibuka dan komposnya dipindahkan. Kompos ini merupakan bahan yang stabil, dan merupakan pupuk yang baik, yang dapat segera digunakan di kebun – kebun atau disimpan sebagai persediaan pupuk.
Volume lubang tergantung pada kebutuhan pupuk dan jumlah orang yang menggunakan kakus. Perbandingan volume tinja yang ditambahkan dengan sampah untuk memperoleh compos tinggi yang memuaskan adala 1 : 5.

  1. Keuntungan dan Kerugaian
Composting yang dilaksankan dengan semestinya pada kakus cemplung agak sukar dan mungkin diluar pengertian kebanyakan keluarga pedesaan.
Pengawasan yang ketat oleh petugas kesehatan, pertanian atau pendidikan serta follow up yang sistimatik diperlukan selama dua tahun pertama atau lebih
Composting pada kakus cemplung tidak bebas dari bahaya dan memerlukan perhatian. Penempatan yang tepat penting untuk mencegah pencemaran penyediaan air tanah dan pemasukan air ke dalam lubang. Metode ini memenuhi persyaratan sanitasi untuk pembuangan tinja apabila dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Kerugian adalah hilangnya sebagian cairan (khususnya urine) yang meresap kedalam tanah, dengan membawa serta senyawa-senyawa nitrogen yang terdapat dalam larutan.
Namun demikian , metode ini memberikan satu cara pengawetan nilai penyubur daripada ekskreta yang dapat dipertimbangkan, dengan resiko kesehatan yang minimal.

Oleh : Sulistyaningsih,SKM 
Puskesmas Kesesi 2







JAMINAN KEAMANAN PANGAN DENGAN SISTEM HACCP
(HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT).


Dewasa ini globalisasi telah menjangkau berbagai aspek kehidupan.Demikian halnya perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang produksi pangan, apabila ingin memiliki keunggulan dalam skala global, maka perusahaan-perusahaan tersebut harus mampu melakukan setiap pekerjaan secara lebih baik dalam rangka menghasilkan produk pangan berkualitas tinggi dengan harga yang wajar dan bersaing. Hal ini berarti agar perusahan atau industri pangan mampu bersaing secara global diperlukan kemampuan mewujudkan produk pangan yang memiliki sifat aman (tidak membahayakan), sehat dan bermanfaat bagi konsumen.

Jaminan mutu dan keamanan pangan terus berkembang sesuai dengan persyaratan konsumen, Keamanan pangan merupakan persyaratan utama dan terpenting dari seluruh parameter mutu pangan yang ada. Betapapun tinggi nilai gizi suatu bahan pangan atau makanan, penampilannya baik , juga lezat rasanya, tetapi bila tidak aman, maka makanan tersebut tidak ada nilainya lagi.

Pengertian  HACCP
HACCP adalah suatu sistem jaminan mutu yang berdasarkan kepada kesadaran bahwa hazard (bahaya) dapat timbul pada berbagai titik atau tahap produksi tertentu, tetapi dapat dilakukan pengendaliannya untuk mengontrol bahaya bahaya tersebut. Kunci utama HACCP adalah antisipasi dan identifikasi titik pengawasan yang mengutamakan kepada tindakan pencegahan, daripada mengandalkan kepada pengujian produk akhir.
Sistem HACCP bukan merupakan sistem jaminan keamanan pangan yang tanpa resiko, tetapi dirancang untuk meminimalkan resiko bahaya keamanan pangan. Sistem HACCP juga dianggap sebagai alat manajemen yang digunakan untuk memproteksi rantai pasokan pangan dan proses produksi terhadap kontaminasi bahaya-bahaya mikrobiologis, kimia dan fisik.
HACCP dapat diterapkan dalam rantai produksi pangan mulai dari produsen utama bahan baku pangan (pertanian), penanganan, pengolahan, distribusi, pemasaran hingga sampai kepada pengguna akhir. 

Pendekatan HACCP
Ada tiga pendekatan penting dalam pengawasan mutu pangan:
1.    Food Safety/Keamanan Pangan.
Aspek-aspek dalam proses produksi yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit atau   bahkan kematian. Masalah ini umumnya dihubungkan dengan masalah biologi, kimia dan fisika.
2.    Wholesomeness/Kebersihan.
Merupakan karakteristik-karakteristik produk atau proses dalam kaitannya dengan kontaminasi produk atau fasilitas sanitasi dan hygiene.
3.    Economic Fraud /Pemalsuan.
Adalah tindakan-tindakan yang illegal atau penyelewengan yang dapat merugikan pembeli. Tindakan ini mencakup diantaranya pemalsuan species (bahan baku), penggunaan bahan tambahan yang berlebihan, berat tidak sesuai dengan label, overglazing dan jumlah komponen yang kurang seperti yang tertera dalam kemasan.

SEJARAH HACCP
Sejarah perkembangan HACCP oleh beberapa ahli dianggap sebagai evolusi, sejak ditemukannya pada tahun 1960,dimana Pilsbury Co. NASA dan US Army Natick and Space Administration, mengadakan penelitian dengan tujuan utama mengembangkan makanan yang aman bagi astronot.
HACCP baru berkembang pesat sejak tahun 1990, di Indonesia pada tahun 1998. diadopsi menjadi SNI 01-4852-1998

MANFAAT  HACCP
1.    Menjamin keamanan pangan
- Memproduksi produk pangan yang aman setiap saat;
- Memberikan bukti sistem produksi dan penganganan produk yang aman;
- Memberikan rasa percaya diri pada produsen akan jaminan keamanannya;
- Memberikan kepuasan pada pelanggan akan konformitasnya terhadap standar nasional maupun internasional.
2.    Mencegah kasus keracunan pangan, sebab dalam penerapan sistem HACCP bahaya-bahaya dapat diidentifikasi secara dini, termasuk bagaimana tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangannya.
3.    Mencegah/mengurangi terjadinya kerusakkan produksi atau ketidakamanan pangan, yang tidak mudah bila hanya dilakukan pada sistem pengujian akhir produk saja.
4.    Dengan berkembangnya HACCP menjadi standar internasional dan persyaratan wajib pemerintah, memberikan produk memiliki nilai kompetitif di pasar global.
5.    Memberikan efisiensi manajemen keamanan pangan, karena sistemnya sistematik dan mudah dipelajari, sehingga dapat diterapkan pada semua tingkat bisnis pangan.

Tujuh  Prinsip HACCP
HACCP merupakan suatu sistem yang dilakukan untuk mengidentifikasi bahaya tertentu dan tindakan pencegahan yang perlu dilakukan untuk pengendaliannya. Sisten ini terdiri dari tujuh prinsip sebagai berikut:

PRINSIP 1

:
Mengidentifikasi potensi bahaya yang berhubungan dengan produksi pangan pada semua tahapan, mulai dari usaha tani, penanganan, pengolahan di pabrik dan distribusi, sampai kepada titik produk pangan dikonsumsi.  Peningkatan kemungkinan terjadinya bahaya dan menentukan tindakan pencegahan, untuk pengendaliannya.
PRINSIP 2


:
Menentukan titik atau tahap prosedur operasional yang dapat dikendalikan untuk menghilangkan bahaya atau mengurangi kemungkinan terjadi bahaya tersebut. CCP (Critical Control Point) berarti setiap tahapan di dalan produksi pangan dan /atau pabrik yang meliputi sejak bahan baku yang diterima, dan/atau diproduksi, panen, diangkut, formulasi, diolah, disimpan dan lain sebagainya.
PRINSIP 3

:
Menetapkan batas kritis yang harus dicapai untuk menjamin bahwa CCP berada dalam kendali.
PRINSIP 4

:
Menetapkan sistem pemantauan pengendalian (monitoring) dari CCP dengan cara pengujian atau pengamatan.
PRINSIP 5

:
Menetapkan tindakan perbaikan yang dilaksanakan jika hasil pemantauan menunjukkan bahwa CCP tertentu tidak terkendali.

PRINSIP 6

:
Menetapkan prosedur verifikasi yang mencakup dari pengujian tambahan dan prosedur penyesuaian yang menyatakan bahwa sistem HACCP berjalan efektif.

PRINSIP 7


:
Mengembangkan dokumentasi mengenai semua prosedur dan pencatatan yang tepat untuk prinsip-prinsip ini dan penerapannya.



    Oleh : Budiningsih, AMKL

            BLUD Puskesmas Sragi I

Senin, 13 Maret 2017

Membuat Biogas Sederhana Dari Kotoran Kambing Sebagai Sumber Energi Alternatif dan Murah

Biogas atau Biogas Digester adalah salah satu sumber energi alternatif yang didapat dari kotoran hewan, kotoran manusia, limbah rumah tangga dan sejenisnya. Biogas kini semakin populer untuk digunakan di pedesaan, terutama dengan memanfaatkan kotoran sapi atau kambing. Instalasi biogas cukup sederhana dan murah. Cara membuat biogas dari kotoran kambing atau sapi bisa dilakukan dengan peralatan yang sederhana namun dengan manfaat dan hasil yang tidak kalah baiknya. 


Di tengah kelangkaan bahan bakar gas yang semakin hari harganya semakin mahal, biogas merupakan alternatif yang bisa dilakukan oleh siapa saja. Apalagi pada peternak yang memiliki sumber limbah ternak setiap hari dalam jumlah cukup banyak. Biogas setidaknya bisa digunakan untuk kebutuhan memasak, menghidupkan lampu dan lain-lain. Pembuatan instalasi biogas dari kotoran hewan maupun kotoran manusia sangat bermanfaat untuk kemandirian energi di level rumah tangga atau komunitas.

Sekilas Tentang Biogas
Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh fermentasi anaerobik (fermentasi oleh mikroba hampa udara) dari bahan-bahan organik yang bersifat biogradable ( bahan organik yang mudah terurai). Bberapa bahan organik yang dapat dijadikan biogas itu antara lain seperti : kotoran hewan, kotoran manusia, limbah domestik rumah tangga dan lain-lain. Gas utama yang dihasilkan dari hasil fermentasi ini yaitu  gas metana dan gas karbon dioksida yang mudah terbakar, gas inilah yang di manfaatkan untuk keperluan pengganti bahan bakas gas elpigi atau minyak tanah.

Cara Pembuatan Biogas Sederhana
1. Peralatan dan Bahan Membuat Biogas Sederhana :
      a. Alat
- Drum plastik volume 300 ltr : 1 pcs (Drum 1)
- Drum Plastik volume 250 ltr : 1 pcs (Drum 2)
- Stop kran : 1 pcs
- Pipa PVC
- Selang Gas elastis
- sambungan pipa pvc
b. Bahan
- Kotoran Kambing : 3 krg
- Starter : ragi roti

2. Cara Pembuatan Biogas Sederhana :
1.  Jika drum yang anda beli tertutup di kedua sisinya maka lubangilah salah satu sisi drum dengan gergaji besi.
2. Pasangilah Instalasi selang elastik (selang gas), pipa pvc dan stop kran sedemikian rupa pada pantat drum-2 menuju ke kompor. Gunanya untuk mengalirkan gas dari drum reaktor ke kompor.
3. Kemudian siapkan  larutan kotoran kambing dan air dengan perbandingan 1 : 1 pada drum-1. Aduk hingga larutan tercampur merata. Untuk mempercepat proses reaksi tambahkan starter berupa ragi roti, MB3 atau yang lainya yang dapat di beli di toko sarana pertanian.
4.  Setelah kedua drum sudah siap yaitu : drum-1 (drum reaktor) berisi larutan kotoran sapi, drum-2 (penampung gas) terpasang instalasi pipa pvc dan selang elastik menuju kompor, maka langkah berikutnya adalah taruhlah drum-2 di tenggelamkan kedalam drum-1 dengan posisi pantat drum-2 berada di atas (lihat gambar insatalasi)
5. Tunggulah selama 2-3 minggu hingga produksi gas mulai banyak, dengan ditandai drum-2 perlahan naik keatas karena terisi gas.
6. Jika posisi drum-2 sudah naik, berarti biogas sudah berproduksi dan dapat di gunakan untuk keperluan memasak setiap hari. Untuk mendapatkan tekanan gas yang lebih tinggi berilah batu atau yang lainya sebagai pemberat yang di letakkan diatas drum-2.



Demikian selamat mencoba


M. Edi Purwinto, SKM

BLUD Puskesmas Doro I

Selasa, 07 Maret 2017

CARA SEDERHANA MENGURANGI KADAR BESI ( Fe ) DALAM AIR

Oleh : Dwi Wahyuningrum,SKM
           Sanitarian Kajen 1

Air merupakan bagian paling penting dalam kehidupan sehari hari. Karena selain untuk keperluan  makan dan minum, air juga dimanfaatan untuk keperluan lainya seperti mandi dan mencuci. Air sumur pada umumnya mengandung besi (iron, Fe). Kandungan besi dalam air berasal dari tanah yang memang mengandung banyak kandungan mineral dan logam yang larut dalam air tanah. Besi (Fe) sering menjadi masalah dalam penyedian air untuk dibutuhkan rumah tangga terutama kalau sumbernya dari air tanah. Dalam tanah besi (Fe) sifatnya sukar larut. Selain penampilan tidak menyenangkan, air yang tinggi kandungan besi (Fe) mempunyai rasa yang tidak enak. Pada dasarnya besi dalam air dalam bentuk Ferro (Fe2+) atau Ferri (Fe3+). Hal ini tergantung dari kondisi pH dan oksigen terlarut dalam air. Pada pH netral dan adanya oksigen terlarut yang cukup, maka ion ferro yang terlarut dapat teroksidasi menjadi ion ferri dan selanjutnya membentuk endapan. Ferri hidroksida yang sukar larut, berupa presipitat yang biasanya berwarna kuning kecoklatan.
Penyebab utama tingginya kadar besi dalam air antara lain:
1. Rendahnya pH air, Air yang mempunyai pH < 7 dapat melarutkan logam termasuk besi.
2. Temperatur air, Kenaikan temperatur air akan meningkatkan derajat korosif.
3. Adanya gas-gas terlarut dalam air, Yang dimaksud gas-gas tersebut adalah O2, CO2, dan H2S. Beberapa gas terlarut tersebut akan bersifat korosif.
4. Bakteri, Secara biologis tingginya kadar besi terlarut dipengaruhi oleh bakteri besi yaitu bakteri yang dalam hidupnya membutuhkan makanan dengan mengoksidasi besi sehingga larut. Jenis ini adalah bakteri Crenotrik, Leptotrik, Callitonella, Siderocapsa, dan lain-lain.
Pada air yang tidak mengandung oksigen seperti air tanah, besi berada sebagai Fe2+ yang cukup tinggi, sedangkan pada air sungai yang mengalir dan terjadi aerasi, Fe2+ teroksidasi menjadi (Fe(OH)3), dimana (Fe(OH)3 ini sulit larut pada pH 6 sampai 8.Besi dalam bentuk ion Fe2+ sangat mudah larut dalam air. Oksigen yang terlarut akan mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe(OH)3 yang merupakan endapan. Fe(OH)3 atau salah satu jenis oksida yang merupakan zat padat dan dapat mengendap.Besi yang terlarut dalam bentuk Fe2+ dalam air biasanya dihasilkan oleh pelepasan ion Fe2+ dari bahan-bahan organik.
Kehadiran ion Fe 2+ yang terlarut dalam air dapat menimbulkan gangguan gangguan seperti :
a. Rasa dan bau logam yang amis pada air, disebabkan karena bakteri mengalami   degradasi. Bau yang ditimbulkan akan membuat air menjadi tidak segar saat dipakai.
b. Besi dalam konsentrasi yang lebih besar , akan memberikan suatu rasa pada air yang mengambarkan rasa metalik,
c. Menimbulkan warna kecoklat-coklatan pada pakaian putih. Dapat menyebakan rusaknya warna kain saat digunakan untuk mencuci pakaian khususnya pakaian yang berwarna terang atau putih.
d. Meninggalkan noda pada bak bak kamar mandi dan peralatan lainnya (noda kecoklatan disebabkan oleh besi).
e. Dapat mengakibatkan penyempitan atau penyumbatan pada pipa.
f. Endapan logan ini juga yang dapat memberikan masalah pada sistem penyediaan air secara individu (sumur).
g. Dapat menyebabkan iritasi dikulit, tidak nyaman di kulit maupun rambut.
h. Air yang banyak mengandung besi tidak dapat digunakan untuk memasak ataupun diminum karena berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Untuk menghilangkan bau besi ini  dilakukan  dengan cara oksidasi dan penyaringan:
Oksidasi dengan udara (aerasi)  :
Oksidasi dilakukan dengan berbagai cara, antara lain membuatnya berkontak dengan udara, dikenal sebagai proses aerasi. Caranya, Air yang dinaikan ke dalam tandon atau tong plastik + 200 liter, kemudian dicelupkan kedalamnya alat pembuat gelembung seperti yang digunakan dalam akuarium dengan kapasitas yang cukup besar agar proses aerasi lebih efektif. Alat ini dapat dengan mudah ditemui di perlengkapan akuarium. Dalam pemasangan, usahakan agar selang penghisap udara tidak terendam oleh air, sehingga bisa menghisap udara sebanyak mungkin.  Gelembung-gelembung yang terjadi akan menyebabkan air berkontak dengan udara dan proses oksidasi terjadi.
Hasilnya, besi yang teroksidasi akan mengendap di sekeliling dinding dan dasar tandon atau tong plastik, terlihat dari endapan berwarna coklat. Air hasil aerasi kemudian bebas dari logam-logam pengganggu tersebut dan bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari.  Proses aerasi ini juga bisa menghilangkan bau yang disebabkan karena adanya zat organik. Bersihkan tong secara berkala untuk mencegah endapan besi dan mangan terbawa kembali dalam air. Cara aerasi sederhana ini efektif mengurangi kandungan besi  sampai di bawah ambang batas maksimum sesuai standar air bersih dari Departemen Kesehatan.
. Hal ini dilakukan agar zat besi lebih cepat teroksidasi dan selanjutnya zat besi yang telah teroksidasi akan mengendap dengan sendirinya. Namun proses oksidasi dan pengendapan secara alami ini memakan proses waktu lama.
Oksidasi dengan kimia :
Untuk mempercepat proses oksidasi dan pengendapan dapat dilakukan dengan pemberian klorine, kapur, kaporit atau kalsium hipokhlorit. Untuk mengoksidasi atau menghilangkan besi  dengan pemberian kaporit ini relatif sangat mudah karena berupa serbuk atau tablet yang mudah larut dalam air. Selain itu kaporit juga dapat membunuh kuman dan bakteri yang dapat merugikan kesehatan.