Metode ini makin banyak disenangi oleh negara – negara yang
sudah berkembang karena mempunyai beberapa keuntungan antara lain fasilitas
untuk selokan tidak banyak, aman untuk lingkungan sekitarnya serta biaya
pembuatannya murah. Biaya yang murah serta kurangnya kemampuan teknologi
merupakan pertimbangan bagi negara – negara yang sedang berkembang untuk
menggunakan metode ini disamping keuntungan lain yakni pupuk yang dihasilkannya
untuk dapat dieprgunakan untuk keperluan pertanian.
- Pembuatan
dan penyelenggaraan composting toilet (kakus kompos)
Satu cara yang dapat dikatakan aman untuk
membuat pupuk dari tinja adalah dengan mengkomposkannya dalam lubang kakus.
Setelah melewati periode composting yang diperlukan, lubang dapat dikosongkan,
sehingga meniadakan adanya penanganan terhadap tinja yang masih segar. Lubang
jamban, slab, perletakan dan ketentuan – ketentuan lainnya tidak berbeda dengan
apa yang telah di kemukakan dalam pembahasan tentang kakus cubluk (pit
latine).Agak berbeda dengan kakus cubluk, composting toilet (kakus kompos)
harus dibangun dengan kapasitas sebesar mungkin sehingga tidak cepat penuh.
Untuk ini penampang melintang lubang perlu diperluas. Ini dapat dilakukan
dengan membuat lubang yang besar terdiri dari empat bagian, dengan bertutup
slab beton, ataun membuat lubang tersebut dalam bentuk empat persegi panjang,
sedemikian sehingga lubang tanah meluas di luar bangunan atas, dan ditutup
dengan tutup yang tepat, rapat dan tahan lama. Satu lubang yang berukuran lebar
80 cm, panjang 1,80 cm, dan dalam 2,50 m atau lebih dapat digunakan untuk kakus
kompos.
Metode ini didasarkan pada dekomposisi
anaerobik bahan buangan organik yang dibiarkan berlangsung paling sedikit
selama 6 (enam) bulan untuk memberikan jaminan hancurnya kuman – kuman patogen
dan telur cacing.
Prosedur Pembuatan
dan penyelenggaraannya adalah sebagai berikut:
- Gali lubang dengan ukuran yang
diperlukan, dengan dasar yang harus selalu di atas permukaan air tanah.
- Sebelum slab diletakkan, tutuplah dasar
5cm dari lubang dengan potongan – potongan rumput, daun – daunan, sampah
daun, kertas dsbnya, tetapi tidak boleh dimasukkkan sampah sejenis kaleng
logam, botol gelas, atau bahan –bahan sejenisnya kedalamnya.
- Letakkanlah slab dan bangunan atasnyan
dengan lengkap, perhatikan bahwa keduanya akan dipindahkan secara berkala
ke tempat yang lain.
- Untuk tambahan penimbunan kotoran
manusia, buanglah sampah sehari – hari kedalam lubang, diikuti dengan
kotoran lembu, kuda, kambing, ayam dan babi, dan juga tanah rembesan urine
atau jerami. Bahan-bahan terakhir ini penting, sebab urine kaya akan
nitrogen.
- Seminggu sekali masukkanlah beberapa
kilogram guntingan rumput dan susunan daun-daunan yang baik kedalam
lubang. Setelah beberapa percobaan, seseorang akan dapat memperoleh satu
campuran lubang yang akan menghasilkan pupuk yang baik.
- Bila isi lubang telah mencapaiu permukaan
50 cm dibawah tanah digali lubang baru jarak 1,50 – 2 m atau lebih bila
perlu, bangunan atas lubang slab dipindah diatasnya. Lubang yang pertama
pada permukaan atas diberi timbunan guntingan rumput atau daun-daunan
setinggi 15 cm, kemudian diatasnya dengan tanah dengan tanah yang
dipadatkan setebal 35 cm.
- Bila lubang kedua telah penuh sebagaimana
telah disebutkan di atas, lubang pertama dibuka dan komposnya dipindahkan.
Kompos ini merupakan bahan yang stabil, dan merupakan pupuk yang baik,
yang dapat segera digunakan di kebun – kebun atau disimpan sebagai
persediaan pupuk.
Volume lubang tergantung pada kebutuhan pupuk dan jumlah
orang yang menggunakan kakus. Perbandingan volume tinja yang ditambahkan dengan
sampah untuk memperoleh compos tinggi yang memuaskan adala 1 : 5.
- Keuntungan
dan Kerugaian
Composting yang dilaksankan dengan
semestinya pada kakus cemplung agak sukar dan mungkin diluar pengertian
kebanyakan keluarga pedesaan.
Pengawasan yang ketat oleh petugas
kesehatan, pertanian atau pendidikan serta follow up yang sistimatik diperlukan
selama dua tahun pertama atau lebih
Composting pada kakus cemplung tidak bebas
dari bahaya dan memerlukan perhatian. Penempatan yang tepat penting untuk mencegah
pencemaran penyediaan air tanah dan pemasukan air ke dalam lubang. Metode ini
memenuhi persyaratan sanitasi untuk pembuangan tinja apabila dilaksanakan
sebagaimana mestinya.
Kerugian adalah hilangnya sebagian cairan
(khususnya urine) yang meresap kedalam tanah, dengan membawa serta
senyawa-senyawa nitrogen yang terdapat dalam larutan.
Namun demikian , metode ini memberikan
satu cara pengawetan nilai penyubur daripada ekskreta yang dapat
dipertimbangkan, dengan resiko kesehatan yang minimal.
Oleh : Sulistyaningsih,SKM
Puskesmas Kesesi 2
Oleh : Sulistyaningsih,SKM
Puskesmas Kesesi 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar